Menyikapi teknologi saat ini

Di era modern saat ini kita sudah akrab dengan teknologi yang semakin canggih ,  bahkan dalam hitungan detik kita mudah mengetahui peristiwa yang terjadi di seluruh penghujung dunia, sehingga eksistensi di media sosial seakan menjadi kebutuhan yang sangat nyata. Inovasi juga semakin berkembang untuk diharapkan menjadi hal yang positif,  namun seringkali perkembangan teknologi saat ini  berdampak negatif. Perkembangan teknologi seharusnya disikapi dengan sikap yang cerdas juga namun terkadang banyak orang yang menyalahgunakan perkembangan teknologi saat ini. Akhir akhir ini saya memperhatikan pemberitaan media online yang saya rasa semakin kurang bermutu, padahal dengan semakin majunya teknologi harusnya semakin cerdas juga informasi yang diberikan kepada masyarakat,  pemberitaan yang diberikan kepada masyarakat cenderung membodohi masyarakat.  Saya rasa beberapa media hanya menginginkan eksistensi dan rating yang tinggi tanpa memperhatikan kualitas berita yang mereka berikan. Selain itu pada saat ini saya melihat media massa cenderung menjadi ajang provokatif dibanding informatif dimana dengan mudahnya media menjadi objek yang kejam dalam menjatuhkan  suatu jabatan kekuasaan,  harkat dan martabat seseorang. Namun bersyukurlah masih ada beberapa media yang menjalankan fungsinya sebagai objek informatif dan memberikan hal yang positif kepada kita.  Lalu bagaimana cara kita menyikapi hal negatif dari teknologi saat ini?  :
1. Jadilah netizen yang cerdas
Perkembangan teknologi yang pesat haruslah diimbangi dengan sikap yang cerdas pula,  gunakanlah teknologi saat ini untuk hal hal yang positif,  seperti berdakwah sebagaimana Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari) , selain itu kita juga dapat memanfaatkan teknologi untuk berbisnis dan masih banyak lagi hal positif yang kita lakukan.
2. Jangan mudah percaya pada berita yang diragukan kebenarannya. Pada tahun 2016 ditemukan sekitar 2700 berita hoax yang tersebar di Indonesia dan kabarnya penyebar berita hoax bisa mendapatkan keuntungan sampai Rp 700 juta,  lalu bagaimana cara mengenali berita hoax?  Menurut ismail cawidu dikutip dari nu online bahwa Pertama, biasanya berita-berita itu ada kata-kata di bawahnya “agar disebarluaskan”. Itu pasti. Itu ciri pertama. “Agar dishare, jangan berhenti di anda”. Itu salah satu ciri. Kemudian kalau kita mau menguji, buka di media lain apakah berita tersebut juga dimuat oleh media lain. Kalau tidak dimuat, tidak ada media yang memuat, itu salah satu cirri bahwa berita itu hoax. Kemudian penggunaan kalimat itu bisa diketahui, bisa dikenali dan diketahui. Biasanya bahasa-bahasanya itu dalam bahasa yang bersifat instruktif, bahasa-bahasa yang tidak biasa seperti sebuah berita yang layaknya berita bagus. Kemudian kalau itu foto, pasti bisa diketahui kalau karena ada logikanya foto ini foto apa. Kemudian secara fisik bisa dibuktikan bahwa foto ini tidak benar. Jadi kalau hoax itu bukan hanya berita, termasuk foto, video, disebut hoax karena tidak mengandung kebenaran. Nahh mulai sekarang ketika kita mendapatkan suatu informasi hendaknya diselidiki dulu kebenarannya.
3. Jangan mudah terprovokasi
Akhir akhir ini media massa Indonesia menjadi ajang provokasi dan inilah yang membuat rakyat resah,  lalu apa yang harus kita lakukan?  Dunia politik memang dunia yang sangat kejam mungkin sebagai masyarakat biasa kita harus lebih cerdas menyikapi pemerintahan saat ini dengan mengacu kepada agama yang kita anut dan dasar dasar pancasila juga undang undang dasar 1945 , contohnya dalam memilih pemimpin misalnya umat islam yang diharuskan untuk memilih pemimpin yang beragama islam juga dan mungkin umat agama lain memiliki aturan yang berbeda namun tetaplah mengacu pada agama kita masing masing tanpa menjatuhkan umat lain yang harus dipikirkan kali ini adalah minset manusia yang harus saling menghargai karena Indonesia adalah bhineka tunggal Ika. Namun kita harus kembali kepada keyakinan kita,  saya sebagai seorang muslim merasa bahwa sebagian minset masyarakat muslim Indonesia sudah terpengaruh liberalisme , sebenarnya kalau seseorang bersikap lebih taat terhadap aturan allah maka dia akan mengetahui apa yang harus dia lakukan.  Disini perlunya peran masyarakat untuk lebih mendalami ilmu agama dan bersahabat dengan ulama. Maka ayolah kita menjadi pengguna teknologi yang cerdas , selamat malam .-bersambung.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer