Maaf satu kata berjuta makna
Tiba tiba aku merasa ingin minta maaf , untuk sahabatku , untuk teman temanku untuk semua orang yang mengenalku , bukankah kata maaf bisa diucapkan kapan saja? Namun ungkapan permintaan atau permohonan ampun ataupun penyesalan karena suatu kesalahan ini kadang sulit diucapkan . Kata maaf sering kita dengar terutama ketika menjelang hari raya idul fitri. Tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan salah. Sebab manusia yang baik bukanlah mereka yang tidak pernah melakukan kesalahan, tapi manusia yang baik adalah mereka yang dapat mengakui kesalahannya dan berani bertaubat kepada Allah. Kenapa aku ingin meminta maaf saat ini ? Aku merasa banyak sekali kesalahanku yang tidak disengaja pada kalian , mungkin kalian sering melihatku bermuka masam , dan kadang tingkahku membuat sakit hati aku ingin meminta maaf untuk itu
Terkadang sulit bagi kita untuk memaafkan kesalahan orang lain, terutama kesalahan itu adalah kesalahan yang besar. Tapi jika kita bisa melakukannya, secara tidak langsung kita telah menghapus rasa dendam dan permusuhan. Maaf sebuah kata yang simpel memang, namun bernilai mulia dan luhur. Karenanya dibutuhkan keberanian dan kesungguhan untuk meminta maaf dan hati yang besar untuk memberi maaf. Meskipun hanya 4 huruf, namun untuk memberikan maaf yang tulus itu jauh lebih sulit dibanding mengatakannya.Jika kita memberi maaf kepada orang lain, lakukanlah dengan tulus tanpa syarat.
Salah satu penyebab sulitnya untuk meminta maaf adalah rasa gengsi. Rasa gengsi yang muncul dari status sosial. Orang kaya terkadang sulit meminta maaf kepada mereka yang miskin. Para pemimpin terkadang sulit untuk meminta maaf kepada rakyatnya. Rasa gengsi dari status sosial itulah yang menimbulkan beratnya untuk meminta maaf.
Namun harus kita sadari, kita diwajibkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, baik itu diminta ataupun tidak. Baik orang yang bersalah itu meminta maaf ataupun tidak. Karena orang yang tidak mau memberi maaf adalah mereka yang sombong. Sebab Allah yang kekuasaan-Nya tidak terbatas pun mau memaafkan hamba-Nya yang mau meminta maaf kepada-Nya.
Meminta maaf adalah suatu perbuatan mulia seorang muslim, bila kita merasa bersalah, atau khawatir ada kata maupun perbuatan yang dinilai bersalah hendaknya kita senantiasa meminta maaf kepada orang yang
bersangkutan. Namun ternyata, ada perbuatan yang lebih mulia dari meminta maaf, yakni memaafkan. Seringkali kita sulit memaafkan kesalahan orang lain, acapkali orang berkata,”enak aja minta maaf, saya sudah terlanjur sakit hatii sekali!” , atau “saya bisa memaafkan, tapi tak bisa melupakan” atau apa saja yang kecenderungannya kita tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain.
Terkesan ada kesombongan bila kita tidak mau memaafkan kesalahan orang lain. Bukankah Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Pemaaf? Seberapapun besarnya dosa, bila ia minta ampun dan bertobat, maka Allah mengampuni semua dosa- dosanya. Namun ada juga yang berdalih bahwa dirinya bukan
Tuhan, melainkan manusia biasa, jadi sulit untuk
memaafkannya.
Salah satu ciri orang bertaqwa adalah mau memberi maaf orang yang berbuat kesalahan atas dirinya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Aali Imraan :133-134 “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk oprang-orang yang bertaqwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik diwaktu lapang, maupun diwaktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Memberi maaf adalah salah satu wujud kasih sayang kita kepada sesama. Sebab orang yang
kesalahannya tidak dimaafkan, tentu hatinya merasa tidak tenteram dan tertekan.. hal ini dapat menimbulkan rasa sedih berkepanjangan. Jadi, orang yang mempunyai jiwa besar adalah orang yang mau memaafkan,
seberapun besar kesalahan orang tersebut, meskipun dengan perjuangan dan usaha untuk meredam amarah. Sungguh, upaya ini tidak akan sia-sia, karena Allah SWT akan melimpahkan pahala kepada orang yang mau memaafkan. “
Barangsiapa yang suka memberi maaf dan berbuat kebaikan, pahala untuknya adalah tanggungan Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang aniaya” (Aasy-Syuura :40)
Lantas kapan kita bisa menjadi seorang pemaaf dan selalu memaafkan orang lain?
Komentar
Posting Komentar